Dreamy Backpacker: Juli 2012

16/07/12

Hongkong: Dimana Aku Akhirnya Bertemu Pangeranku


---- (Singapura, Shenzhen, Guangzhou, Macau dan Hongkong)-----Last Part---

Jam 9 pagi, kita bertiga masih santai makan Indomie di apartmen gratisan. Rasanya malas kemana-mana. Asal kalian tau saja, apartemenku ini nyaman dan serba ada. Setelah menemukan semangat kembali, aku dan Niken berangkat ke Madame Tussaud nengok kangmas Andy Lau.

01/07/12

Macau: Eloknya Masa Lalu dan Gemerlapnya Masa Kini


 ----Singapura, Shenzhen, Guangzhou, Macau dan Hongkong : Part five--

a Tak perlu ke Vegas untuk melihat kasino dengan para pengadu untung, tak perlu pula harus ke Lisbon untuk melihat bangunan kuno khas portugis yang memanjakan mata. Kita bisa temui semuanya di Macau.

Busnya nyaman
Dari Guangzhou kami naik bus ke perbatasan Guangdong-Macau. Bus ini tidak mengantar sampai ke Macau, hanya sampai di depan Mall di perbatasan. Untuk menuju Macau, aku masuk ke Mall dan menuju lantai 2 dan tinggal belok kiri dan jalan 200 mengarah ke imigrasi China. Selang 200 meter berjalan, akan melewati imigrasi Macau. Keluar dari perbatasan ini, aku langsung disambut dengan puluhan bis gratis yang disediakan hotel-hotel. Sekedar informasi, kita tidak perlu menginap di hotel tertentu untuk menikmati fasilitas ini. Dan berbekal peta dan bus gratis ini, keliling Macau adalah perkara mudah.



Karena berencana tidak menginap, dan menghabiskan waktu paling lama 6 jam di macau, aku putuskan untuk menitipkan bagasi di loker di Terminal Ferry Macau. Tarifnya 30 pataca (mata uang Macau) untuk 3 jam pertama dan tambah ekstra 25 pataca jika lebih dari 3 jam. Jadi sekitar 60 ribu untuk 6 jam. Lumayan murah, dibanding keliling Macau dengan bawa backpack yang isinya batu. Lagi pula loker ini cukup besar dan bisa muat 3 koper/carrier ukuran sedang.
venetian boat
Selanjutnya aku menuju hotel Venetian. Banyak yang bilang kalau hotel ini yang paling bagus dibanding yang lain. Venetian adalah salah satu lokasi syuting drama Korea "Boys Before Flower". Seperti yang aku bilang tadi, kita kemana -mana bisa menggunakan bus gratis. Menuju Venetian dari Ferry Terminal cukup naik bus biru dengan tulisan “Venetian”. Reaksi pertama masuk hotel ini adalah WOW. Hotelnya megah dengan kasino sama persis dengan yang ada di Las Vegas. Setidaknya seperti yang aku lihat di film Hollywood. Seluas mata memandang, mesin slot, roullete, poker dipadati manusia-manusia yang mengadu nasib. Yang mengejutkan tidak hanya orang kaya yang berjudi tapi banyak orang pas - pasan mengadu nasib di mesin slot. Tapi menurutku yang menjadi perbedaan terbesar dari hotel yang lain adalah adanya gondola (perahu kecil khas Italia) di dalam hotel. Beda tipis sama yang ada di Venesia Italia. Sayang harga tiket, walaupun dibagi 3 orang, tetap tak sesuai kantong gembelku. Aku berjanji pada diriku sendiri, kelak akan aku coba yang asli di Italia.
Lanjut ke historical tour. Banyak bangunan bersejarah peninggalan Portugis di Macau. Yang paling terkenal adalah Ruins of St. Paul. Masih pada satu kawasan terdapat banyak bangunan bersejarah yang bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Bahkan kawasan ini sendiri serupa dengan tata kota di Portugal. Banyak bangunan ala Portugis dengan lorong-lorong kecil.
Terakhir, adalah Hotel Grand Lisboa. Jaraknya sangat dekat dengan Ruins of St. Paul. Dibandingkan dengan Venetian, hotel ini lebih kecil. Untuk dapat menggunakan bus gratis dari Lisboa menuju Ferry Terminal, kita harus masuk ke kasinonya, dan menemui si dealer (petugas pembagi kartu di permainan poker).

Jam 7, sudah sampai di Macau
Ferry Terminal. Pas beli tiket di loket, ada kejadian menyenangkan. Niken dengan pedenya ngomong ama petugasnya pake bahasa Mandarin. Eh tahu-tahu masnya bilang "Sorry, English please"
Niken menatapku nanar. Aku menatapnya senang.
"Sorry, Ken. Arum akan ambil alih.", sambutku bangga. 

Asal kalian tahu saja, selama di China, aku bergantung pada Rina dan Niken. Kali ini gilaran mereka bergantung padaku. Penyeberangan Macau-Hongkong makan waktu 1 jam. Sekedar informasi, harga tiket di malam hari lebih mahal dan lebih menantang. Ombaknya lebih ganas. Aku ketawa terbahak-bahak ketika kedua kawanku itu sibuk dengan minyak kayu putih mereka masing-masing.

Hasilnya sesampainya di harbour Hongkong, mereka bersumpah tidak akan naik kapal lagi. Sumpah yang suatu ketika akan aku patahkan. 

Karena tiba terlalu malam, kami harus naik taksi. Busyet harganya mahal. Tenyata setiap daerah tujuan sudah ada tarif dan itu sudah termasuk tip sopir taksinya. By the way, hotel atau tepatnya apartemenku lokasinya di depan Konsulat Jenderal Indonesia plus sebelahan sama warung Indonesia. Mantap. Besok aku akan sarapan disitu ah..

Oiya.. Coretan selanjutnya aku akan mencium Andy Lau, masuk ke negara belanja dan rasanya dikira TKW sama TKW. Tragis.

Terima kasih sudah berkenan membaca.
Tengok juga yang ini ya..