Dreamy Backpacker: Gagal Jadi Gembel Di Toba (Day One)

10/10/11

Gagal Jadi Gembel Di Toba (Day One)

-1 Oktober 2011-


Selepas tugas kantor selesai, keesokan harinya aku melanjutkan untuk melakukan perjalanan pertamaku sebagai solo backpacker. Berdasarkan berbagai pertimbangan, aku akhirnya memutuskan untuk menggunakan Raja Taksi (semacam shared taxi) untuk menuju Parapat dari Medan. Pukul 08.30, dijemput langsung dari hotel menuju ke kantor mereka dan 09.30 berangkat menuju Parapat. Dengan menggunakan moda ini, selain kenyamanan bisa di dapat, bisa diantar dan dijemput, harganya juga masih terjangkau. (Rp.70.000). Detail info tentang Shared Taxi klik di sini

Dalam perjalanan menuju Parapat, sempat beristirahat di Tebing Tinggi, di kanan kiri banyak perkebunan sawit dan karet. Pemandangan yang menyenangkan.

Pukul 13.30 sampai di Parapat, oleh si sopir langsung diantar ke Pelabuhan Tiga Raja. Dari Pelabuhan Tiga Raja, kita bisa menuju Tuk tuk atau Tomok di Pulau Samosir. Kali ini aku langsung naik kapal yang menuju Tuk-tuk. Pukul 14 lewat, mesin kapal mulai berderu dan dimulailah pertualanganku. 

Pelabuhan Tiga Raja, Parapat


Teman Seperjalanan
Saat menikmati angin sepoi - sepoi yang menerpa, seorang laki-laki mendekat. Perawakan tinggi, usia 30 an, keturunan India. Dari logatnya aku tahu kalo dia orang Malaysia.
 "Hi, are you malaysian or lokal?",  tanya si jarjit.
"no, Indonesia. I guess  you are malaysian", jawabku pendek.
"yeah,", lalu kami berbasa-basi. Selalu menyenangkan menemukan orang baru di perjalanan.


Jam 3 kurang, kapal mulai merapat di Samosir. Pemberhentian pertama di Bagus Bay Hostel, kedua di Samosir Villa, ketiga di Carolina Hotel. Yup.. My hotel. Hotel ini telah aku booking 3 hari sebelumnya dengan type ekonomi harga 75rb. Detail akomodasi bisa di cek disini.

Setelah check in, niatan untuk istirahat sejenak pupus sudah. Walaupun kondisi kamarnya bersih dan arsitekturnya unik tapi bagi orang yang ngegembel sendirian seperti aku, kamarku terlalu sepi dan banyak anjing berkeliaran. Pas buka pintu kamar, anjingnya sudah nongkrong di depan kamar.

Jam 4 aku check out dari Carolina Hotel lalu mencari alternatif hotel dan pilihanku di Samosir Villa.
Dengan langkah mantap, aku masuk lobi hotel.
"can I help you?"
"yes, I want to book 1 room. Is trere still any room left?"
"yes, here is our rate"
Pas dia nyodorin rate hotel, rasanya pengen lari tapi tak punya pilihan lain. Harga paling murah 350 sampai 850.000 per kamar. Tapi dengan tarif 4 kali lipat, aku rasa setimpal dengan fasilitas yang ada. Terutama pemandangannya yang mencengangkan.
"Ok, I take this."
"would you pay now?"
"yes." berat hati aku keluarkan uang.
"I'll show your room. By the way, are you malaysian"
"nope, indonesian. Am I look like a malaysian?". Dalam hati berfikir apa aku kayak Siti nurhaliza ya? Udah 2 kali dikira orang Malaysia. 

Carolina Hotel (di dalam kamar dan di teras kamar)
Samosir Villa (tampak depan dan view dari teras kamar)



Setelah melepas lelah sejenak, aku jalan-jalan di sekitar hotel. Tapi JJS nya cuma berlangsung 30 menit. Karena sudah gelap, banyak anjing serta banyak orang mabuk. Bagi perempuan kurus kering yang jalan-jalan sendiri di tengah malam, ketiga hal itu cukup untuk menciutkan nyaliku.

Setelah balik ke hotel, aku ngobrol dengan petugas hotel. Bertanya - tanya tentang destinasi yang menarik di Samosir. Baru sadar ternyata kita harus menggunakan mobil, motor atau sepeda untuk menjelajahi Samosir. Sebenarnya banyak persewaan kendaraan tapi berhubung aku tak bisa mengendarai apa yang beroda, jadilah aku sewa motor plus abangnya untuk keesokan harinya.



2 komentar:

  1. gembel kok tidur di hotel?mahal lagi :D . Anyway, nice story! :)

    BalasHapus
  2. gembel juga pengen ngrasain tidur di hotel.. :D. Anyway, thanks for reading.. ^_^

    BalasHapus