Dreamy Backpacker: Lika – Liku Internet-an di Negeri Doraemon (How to Stay Connected in Japan)

22/12/15

Lika – Liku Internet-an di Negeri Doraemon (How to Stay Connected in Japan)

Aku bisa tak makan,
tak minum,
tak tidur seharian.
Tapi aku tak bisa lama – lama tanpamu,
oh internet.



Mungkin itulah yang banyak orang rasakan sekarang ini di berbagai belahan dunia. Apalagi kalau sedang jalan – jalan. Rasa ingin membuktikan eksistensi diri, menunjukkan aku pernah ke sini lho, ke situ lho. Kebutuhan konektifitas pada saat traveling bagiku juga super penting tapi bukan urusan eksistensi saja yang penting tapi ada beberapa hal yang lebih penting seperti menghubungi orang rumah, urusan reservasi online sampai buka google maps. Total sampai hari ini (21 Desember 2015), aku sudah 4 kali berkunjung ke Jepang. Hampir semua cara yang ada untuk urusan internet sudah pernah aku coba. Selanjutnya, aku akan membagi semua pengalamanku.


Kunjungan pertama (Maret 2013): Berburu yang gratisan


Negara adidaya pasti punya free wifi di mana – mana. Setidaknya itu pikirku, tapi pada saat kunjunganku pertama kali ke negaranya Captain Tsubasa ini, aku merasa sedikit kecewa. Internet gratis tidak umum tersedia di seluruh tempat. Menyambungkan gadget ke wifi di hostel Asakusa Smile tempat aku menginap juga butuh usaha ekstra keras dan doa plus keberuntungan. Akhirnya selama 9 hari di Jepang, aku hanya mengandalkan free wifi di gerai Starbucks yang ada di Ueno, Tokyo Station, dan Akihabara. Atau mondar – mandir di stasiun subway atau JR yang ada fasilitas wifinya. 
Kunjungan Kedua (Oktober 2014)


Kunjungan Kedua (Oktober 2014): Ketika Provider Indonesia mengkhianati, aku beralih ke Provider Jepang.


Kedua kali ke negeri matahari terbit, kali ini aku coba pakai fasilitas roaming dari provider Indonesia (XL). Dengan biaya roaming maksimal 1 hari Rp. 150.000, sebelum berangkat aku isi pulsa Rp. 300.000. Tapi sayangnya sesampainya di Bandara Haneda entah kenapa, internetku tidak bisa connect sama sekali. Untuk sewa wifi pocket di Bandara juga tidak mungkin karena harus dibayar dengan kartu kredit (belum punya saat itu).
Deretan Sim Card di Yodobashi Akiba



Akhirnya pagi – pagi, aku pergi ke Yodobashi Store yang ada di Akihabara untuk beli Sim Card. Di situ aku baru tahu kalau ada Sim Card yang diperuntukkan khusus untuk visitor. Saat itu aku belinya provider NTT Communication. Harganya sekitar 3500 yen dengan data 100 MB per hari selama 14 hari. Sebenarnya ada 2 pilihan 7 atau 14 hari, tapi karena aku bakal menghabiskan waktu di Jepang 9 hari maka aku pilih yang kedua.

“before using this, you have to register online.” Kata penjaga toko Yodobashi

Sim Card NTT Communication

Eh.

Berbeda dengan kartu SIM Indonesia yang bisa register dengan mudah tanpa tersambung internet, khusus kartu ini harus lewat internet.

Bayangkan, niatnya sim card untuk nyambung ke internet, tapi sebelum bisa digunakan harus registrasi dulu lewat internet.

STRES!!!

Akhirnya aku memutuskan pergi ke Starbucks di Taman Ueno untuk cari gratisan internet. Ketika memasukkan registrasi, di situ ada kolom No Telepon selama di Jepang. Haduh. Akhirnya setelah coba – coba masukkan nomer telepon hostel, dan berhasil tersambung. Lebih dari 2 jam yang aku butuhkan untuk mengotak – atik registrasi sim card ini. Tapi di 9 hari perjalananku, sim card ini terbukti sangat membantu. Apalagi untuk buka peta mencari KFC untuk mengisi perut.

Kunjungan Ketiga (April 2015): Sulitnya tanpa internet

Kali ini aku sudah memantapkan hati untuk menggunakan sim card provider Jepang. Hari pertama langsung menuju Yodobashi. Tapi apa mau dikata, sim card yang persis dari punyaku sebelumnya tidak ada sehingga aku pakai sim card yang tersedia. Harganya relatif sama.

Kata si penjaga toko, ketika registrasi aku harus memasukkan detail kartu kreditku. Tak masalah. Kebetulan aku sudah punya kartu kredit. 

Sesampainya di Hostel Khosan World Tokyo, aku sambungkan gadgetku ke wifi untuk registrasi online. Benar di situ terdapat kolom isian kartu kredit, tapi setelah memasukkan data kartu kredit, selalu saja gagal untuk ke langkah selanjutnya. Muncul kalimat Bahasa Jepang yang aku sama sekali tak tahu artinya.

Si reseptionis hostel yang ganteng bersedia membantu dan menjelaskan bahwa arti dari kalimat itu adalah bahwa kartu kredit yang bisa digunakan untuk registrasi adalah kartu kredit keluaran Jepang.

Seketika kepalaku serasa pusing seperti kena timpuk bola kasti.

3500 yen. Tiga ratus delapan puluh lima ribu rupiah. Uang sebesar itu melayang begitu saja. Sedih. 

Takut mengulang kejadian yang sama, keesokan harinya aku pinjam wifi pocket dari hostel dengan biaya 500 yen per hari dan deposit 3000 yen. Murah sih, tapi sayangnya karena harus pindah kota, aku hanya bisa pinjam untuk satu hari saja. Selanjutnya kembali bergantung ke wifi gratisan.

Kunjungan Keempat (November 2015): Akhirnya semudah itu mendapatkan kata "Connected"


Kunjungan terakhir akhirnya aku mencoba sesuatu yang agak riskan. Yaitu beli sim card Japan (kali ini pilihanku b-mobile via online dan dikirimkan langsung ke hostel tempat aku menginap. Harganya 2.380 yen, lebih murah dari NTT Communication.
b-mobile VISITOR SIM 14Days Prepaid
Dan ternyata berhasil, paket dikirim tepat waktu sesuai permintaan dan registrasinya pun terbilang sangat mudah tanpa memasukan nomor kartu kredit maupun nomor telepon selama di Jepang, cukup memasukkan nomor paspor.
Melihat aku sukses nyambung dengan internet, para peserta trip juga tertarik juga. Sebenarnya sim card ini bisa dibeli di banyak tempat tapi karena aku ada urusan di Bandara Haneda, sekalian aku belikan di bandara saja. Tapi sayangnya, sim card yang tersedia hanya NTT yang dijual di JAL ABC Counter dekat gate kedatangan.

Agak traumatis dengan kejadian sebelumnya, tapi ya sudahlah adanya ini.




Total aku beli 5 simcard dengan ukuran yang berbeda - beda. 2 nano dan 3 micro. Harus perhatikan ukurannya karena salah membeli tidak bisa ditukarkan lagi. apalagi si penjaga konter bilang, mereka tidak akan membantu proses registrasi dan apabila ada masalah tidak bisa komplain, satu persatu aku coba daftarkan. Mungkin karena udah pengalaman ngulik sim card provider ini 2 jam di Ueno, Alhamdulillah semua kartu dapat aku daftarkan tanpa kendala yang berarti.

Btw, selain menggunakan sim card, demi menghemat data, aku juga memanfaatkan Aplikasi layanan free wifi (Japan Connected- Free WiFi) dengan mengunduh semua yang dikoar – koarkan meliputi 138.000 tempat di seluruh Jepang.

Japan Connected Free Wifi
Bingung pilih yang mana, tunggu ulasanku yang lebih detail dan tips and trick untuk masing – masing provider baik sim card, pocket wifi dan free wifi ya.






4 komentar:

  1. Aku sewa wifi portabel mba waktu disana. Mahal sih hitungannya. Tp berguna bgt bisa dibawa smp ke kota lain jg. Kl utk 5-8org lumayan itu bisa patungan, jd itungannya murah.wifi di jepang batrenya lebih tahan lama dibanding di korsel yg pake LG. Pdhl di jepang cm pake Huawei. Tp asik jg ya berselancar di jepang...koneksinya cepet bgt.

    Tya soetta

    BalasHapus
    Balasan
    1. tulisan selanjutnya aku bahas ya apa kelebihan dan kekurangan sim card, wifi pocket dan free wifi

      btw terima kasih dah berkunjung ^_^

      Hapus
  2. Kak aku pernah baca2 artikel emang betul ya klo di Japan harga sewa warnet nya 120k utk 6 jam ? :D

    Download/Watch Manhattan Night (2016)

    BalasHapus
  3. Thanks for some other excellent post. Where else may anyone get that kind
    of info in such a perfect means of writing? I’ve a presentation next week, and I’m on the look for such info.
    Thank you very much
    prediksi Togel
    prediksi Togel Hongkong
    Jawapoker88
    danaqq
    Jawapkr88
    Situs agen judi Online terbaik
    Agen Judi Online
    Rumtar365
    danaqq
    RAJAPOKER88 SITUS AGEN JUDI POKER BANDAR DOMINOQQ ONLINE TERPERCAYA

    BalasHapus