----Singapura, Shenzhen, Guangzhou, Macau dan Hongkong : Part three --
Bila
dalam buku Le tour du monde en
quatre-vingts jours, Jules Verne bercerita tentang keliling dunia dalam 80 hari, kalau di Shenzhen kita bisa keliling
dunia dalam 1 hari. Namanya Windows of the World (WOW). Lokasinya dekat Splendid of
China, hanya berjarak 1 stasiun MRT. Bedanya di sini, aku bisa menikmati
indahnya dunia di satu tempat. Walaupun disini juga miniatur, tapi ukurannya
jauh lebih besar dari pada Splendid of China. Misalnya miniatur Eiffel dan Arch of Triomphe yang termasyur itu, sangat besar karena skalanya 1:15.
Keluar
dari stasiun MRT Windows of The World ada 2 bangunan yang langsung menarik
perhatianku. Yang pertama pintu masuk stasiun MRT dibuat sangat mirip dengan
museum Louvre Perancis. Museum yang selama ini hanya aku baca di Da Vinci
Code-nya Dan Brown. Yang kedua, replika menara Eiffel menjulang tinggi ke
angkasa.
Dengan
harga tiket 120 yuan, pasti ini sangat sepadan. Peta sudah ditangan, saatnya
petualangan dimulai.
Windows
of the World dibagi menjadi 5 kawasan, Asia, Oceania, Eropa, Afrika dan Amerika.
Kami
bertiga mulai menjelajahi Asia. Terdapat Taj Mahal, Merlion Statue, Angkor Wat
dan yang sangat membanggakan adalah Borobudur. Tapi sayangnya ketika kami
sedang berfoto, ada 2 orang yang sedang melewati Borodudur. Dan ketika si istri
bertanya pada suaminya tentang Borobudur. Si suami dengan entengnya bilang
bahwa Borobudur bukanlah bangunan yang penting.
Aku tak menyalahkan mereka yang berfikir begitu, aku lebih sadar bahwa
banyak yang belum tahu tentang Indonesia dan pesonanya.
Balik
lagi ke Kawasan Asia, kita bisa lihat upacara minum teh di Jepang. Tapi
sayangnya ketika kami sampai di sana, upacaranya sudah selesai. Trik untuk
dapat menikmati setiap pertunjukan yang ada disini adalah perhatikan jam main
di peta. Tujuan selanjutnya adalah gunung fuji. Di dalam gunung fuji, ada
cinema 4D. Karena masih mulai setengah jam lagi, sembari antri menunggu kami
makan bekal kami ketika tiba -tiba..
"huuuuuuuaaaak
Cuh," tanpa mengindahkan apapun ada bapak-bapak di dekat kami buang ludah
begitu saja.
Aku cuma
diam bingung, bengong.
"Udah
biasa Rum, semua orang kayak gitu. Buang ludah sesukanya." terang Niken
kasihan melihat wajah bingungku.
Glek. Aku
hanya bisa menelan ludah.
Selepas
Asia, kami tiba di kawasan Oceania. Tapi bagiku yang mencolok dari kawasan ini
hanya Sydney Opera House.
Kawasan
Eropa sangat menyenangkan untuk dijelajahi. Hampir semua landmark yang ada di
Eropa ada di sini. Semua bangunan - bangunan yang mempesona. Sayangnya Kicir
Angin Belanda sedang dalam tahap perbaikan. Terlihat benar bahwa pembuatan
tempat wisata ini tidak main - main. Semuanya sangat detail. Bahkan seperti
yang aku bilang tadi, replika Eiffelnya benar-benar bisa dinaiki. Untuk naik ke
atas bisa dengan tangga atau Lift. Kalau ingin naik lift, harus bayar 20 yuan
sekali jalan atau 40 untuk bolak - balik. Setelah lihat tipisnya kantong, kami
memutuskan untuk naik tangga. Dari atas kita bisa melihat kota Shenzhen yang
mempesona.
Tower of Kuwait |
Stonehenge |
Tiba
saatnya di Kawasan Afrika. Lagi - lagi kami terlambat untuk melihat pertunjukan
di sini. Sayang sekali. Tapi kesedihan kami terobati ketika kami tiba di
replika Spink dan Piramida yang luar Biasa. Bahkan di dalam piramida
benar-benar ada peti firaun.
Kemudian
kami mencicipi musim dingin di Alp Skii Hall, hanya dengan 10 Yuan kita bisa
berseluncur ria. Disini terdapat tempat
luncur es yang lumayan tinggi. Sebenarnya terdapat 2 pilihan, yaitu benar-benar
ski dengan segala atributnya atau hanya dengan ban. Pilihanku adalah ban. Perjuangannya adalah naik tangga yang tiada
akhir ke garis start, setelah itu hidupku bergantung semata-mata pada Allah dan
ban. Landasan luncur yang panjaaaaaaaaang dan lumayan curam memang salah satu
hal terekstrim yang pernah kulakukan.
"Siap Rum?", tanya Rina
"Siap."
jawabku sambil komat-kamit baca doa. Rina mendorong ban ku sekuat tenaga.
Wuuuuuuuuuuuuuuuuuuuus…
aku menuruni landasan itu secepat kilat. Beberapa kali kakiku beradu dengan
kerasnya es. Ketika sampai di bawah, rasanya luar biasa. Bahkan aku ingin
mencoba lagi, tapi ketika aku lihat garis startnya di ujung jauh, aku telan
keinginanku pahit.
Akhirnya
kami mencoba seluncur yang lebih pendek (kurang lebih 100 meter) berkali -
kali. Sebenernya kami ingin lebih lama di sana tapi, suhu di dalam minus 5
derajat membuat muka kami nyaris tak mungkin untuk digerakkan. KAKU. Lagi pula kami sudah diusir petugas, karena ternyata landasan pendek ini untuk anak-anak. Hadeeeh.
Flybird Over America |
Dengan
hati riang gembira, kami teruskan perjalanan ke wahana lain. Kali ini kami
mencoba Flybird Over America. Inti wahana ini adalah kami terbang di atas
Amerika. Saat mengantri kami baru sadar bahwa kami benar-benar akan terbang.
Mirip dengan Journey to The Earth yang di Dufan, tapi kali ini tempat duduknya
dinaikkan 10 meter. Aku yang pada awalnya tidak tau wahana ini tentang apa
merasa dapat bonus, tapi bagi Rina ini bagai mimpi buruk. Ketika kursi mulai
dinaikkan dia tutup mata dan meremas tanganku sampai hampir patah. Tapi ketika
pertualangannya dimulai, tak semenakutkan yang dibayangkan. Rasanya memang
seperti terbang di atas Amerika.
Hari
kami diakhiri dengan indahnya oleh
pertunjukan spektakuler di A Celestial Romance
on EarthEpic Romance. Tiket bisa didapat dengan
menukarkan tiket masuk. Untung ada Niken dan Rina yang bisa ngoceh Mandarin,
jadinya kami dapat VIP seat.
Besok kami akan menuju Guangzhou...
Jangan lupa baca juga Part One: MALU BERTANYA, MAKA TERSESATLAH. KECUT
mba arum nulisnya udah tinggal setengah ya niatnya? :D
BalasHapusGak lah.. harus semangat lagi nih.. :D
BalasHapusMbak, koreksi foto, yang digambar tower of turkey bukan itu namanya, yang benar namanya tower of Kuwait. Cek di wikipedia. Trims.
BalasHapustengkiyu yaaaa... well noted :)
BalasHapus