----Singapura, Shenzhen, Guangzhou, Macau dan Hongkong : Part four --
Kalo mau ke Shenzhen dari Guangzhou, paling mudah
pakai kereta. Aku, Niken and Rina naik kereta dari Stasiun kereta Shenzhen.
Harga tiketnya 52 yuan, bisa dibeli di loket yang ada di Stasiun dan
kita harus menunjukkan paspor kita. Seperti transportasi umum yang lain, kereta
juga sangat tepat waktu. Tapi jangan terlalu kuatir ketinggalan kereta, karena
kereta menuju Guangzhou ada setiap 10 menit sekali.
Butuh
1 jam lebih untuk menuju Guangzhou. Begitu melangkah satu langkah, angin
mendesir. Dingin. Jauh lebih dingin dari pada Shenzhen. Rasanya ingin kembali
ke dalam hangatnya kereta.
Sesampainya di Guangzhou, kami langsung menuju
pangkalan taksi. Tujuan pertama adalah apartemen pak Agato. Beliau adalah
atasanku yang ditempatkan di Guangzhou. Kita dah diwanti-wanti buat
berkunjung.
Begitu
masuk apartemen, rasanya langsung hangat. Kami disambut pembantunya dan
disuguhi sarapan. Nasi goreng, telur goreng, bihun ayam dan teh sari wangi.
Indonesia banget. Mantap.
Setelah
ngobrol sejenak, pak Agato menangkap tatapan nanar kami pada supermi yang ada
di atas meja.
"Kalian
mau?"
"he..he...he
mau pak", jawab kami malu - malu serempak.
Makan
indomie di luar negeri itu rasanya luar biasa.
Setelah
bungkus indomie, kami diseret pak Agato ke Konjen dan diberi informasi tentang
sistem kerja disini. Ketika ngobrol, keajaiban itu terjadi.
Konjen Indonesia di Guangzhou |
"Kalian
nginep dimana? udah ada tempat nginep?
"Belum
pak, udah ada bayangan tapi belum pasti.", jawab kami sedih
"udah
gak usah, tadi udah saya pesankan buat 2 malam di hotel deket sini."
"heh..
wah makasih pak,". Dalam hatiku lonjak-lonjak kegirangan.
"trus
kalian besok mau kemana?" tanya beliau lagi
"belum
tau pak. kita kurang tahu apa yang bagus di sini."
"udah,
ke Chimelong aja, Kayak dufan.
Nanti tiketnya saya kasih. Trus kalian ke Hongkong juga kan? Saya udah telp
yang disana buat kasih kalian penginapan."
Beginilah nasib anak baik.. Hotel 4 hari
gratis, plus tiket maen gratis.. Yuhuuuuuu
Hari bersama pak Agato diakhiri dengan jamuan
makan siang super lengkap. Terima kasih pak Agato. :)
Kamar hotelnya luas. 5 kali lebih luas dari
pada hostel yang di Shenzhen. Guling-gulingan dah selesai, saatnya jelajahi
Guangzhou dengan MRT.
Inilah tempat-tempat yang kami kunjungi:
Shangxia Jiu Lu Pedestrian Street |
1. Shangxia Jiu Lu Pedestrian Street.
disinilah pusat belanjanya Guangzhou.
Luaaaaaaaaaaaaas. Disini juga banyak sate keringet. Sereeeeem.
2. Supermarket
Belanja bekal makanan. Yang menarik disini
adalah tentang kantong plastik. Rata-rata pembeli bawa tas belanjanya sendiri,
karena kalau minta plastik dari supermarket, kita dikenakan tambahan biaya 2
sen. Murah sih. Tapi ribet ama kembaliannya itu.
Guangzhou Tower |
3.the Guangzhou TV Tower atau Canton Tower
Towernya penuh lampu – lampu. Inilah landmarknya
Guangzhou. Ini adalah tower TV tertinggi di dunia. Sebenernya kita bisa naik ke
atas tower dan menikmati indahnya kota dari ketinggian, tapi harga tiketnya
yang gak nahan. Untuk naik ke lantai 84 kita harus bayar 150 yuan atau sekitar
210 ribu rupiah. Mahalnya… Cukuplah foto didepannya saja. Gratis
Roller Coaster Maut |
Hari ke dua di Guangzhou, kami, mirip anak TK, seharian bersenang-senang di theme park berbekal
tiket Chimelong gratisan. Ini adalah themepark
yang kabarnya salah satu yang terluas. Dilihat dari peta, terdapat banyak
wahana yang beragam mulai dari ecek-
ecek sampai yang tingkatan pencabut nyawa. Yang paling
menantang adalah roller coasternya. Ada 4 macem dengan kharakteristiknya masing-masing.
Ada yang terjun bebas 90 derajat dari ketinggian level dunia 2 kali, yang satu
tempat duduknya mirip motor. Yang ketiga roller coaster berdiri. Ketiganya bikin
nyaliku ciut. Akhirnya aku memilih naik yang nomer 4. Tingkat kengeriannya satu
level di atas dengan Halilintar di Dufan.
“ayo, Rin.”
“Gak mau, aku gak bisa. Pusing.”
“Ayolah ce, ini pendek kok. Ini gampang. Liat tuh
beda banget ama yang itu,” kataku sambil menunjuk roller coaster no.1.
Setelah merenung yang serasa berjam-jam, akhirnya
dia mau.
Hop. Keretek keretek. Swing sweng swong swang
swing..
Selesai naik ini, Rina seperti orang mabuk dan gak
mau coba permainan lain. Bahkan komedi putar dan Niagara hanya aku dan Niken
yang naik. Pelajaran setelah naik Niagara adalah jangan main air pada musim
dingin. Hasilnya adalah kunjungan rutin ke toilet atau tepatnya pengering
tangan yang ada di toilet.
“wah toiletnya bagus banget, bersih, luas. Ada wastafel
dan pengering tangan di kamar mandi.”, ucapku dalam hati.
“dari mana aja Rum”, tanya Rina
“dari kamar mandi. Kan tadi kita masuk bareng.
Emang kenapa?”
“kamar mandi yang mana? Kok tadi aku ama Niken gak
liat.”, tanya Rina penasaran.
“Yang itu.”, pas nunjuk kamar mandinya, aku baru
sadar kalo itu kamar mandi buat orang yang punya disabilitas. Glek. Pantes
kamar mandinya guede.
Mulai dari pagi sampai jam 6 sore, kami
mengeksplore Chimelong. Semua pertunjukan kami nikmati, hampir semua wahana
kami sambangi. Terima kasih Guangzhou, besok kami akan bergerak ke Macau dan
Hongkong.
Tengok juga yang ini ya..
Part One: Malu Bertanya Maka Tersesatlah. KECUT
Part Three: WOW! Ada Borobudur di Shenzhen
kunjungan gan .,.
BalasHapusMenjaga kepercayaan orang lain lebih penting daripada membangunnya.,.
di tunggu kunjungan balik.na gan.,.
Tengkiyu gan.. done...
BalasHapusBoleh tau nama hotel yang di guangzhou mbak ? berapa rate nya ? berapa jauh jarak hotel ke chimelong ? Thx sebelumnya..
BalasHapusaq nginep di Parkview Square Hotel, alamatnya di 960 Jie Fang Bei Road, Yuexiu District, Guangzhou.
BalasHapushttp://www.parkviewsquarehotel.com/index.htm
aq ngrasa g gitu jauh karena lokasi hotelnya deket bgt sama MRT. :)
btw hotelnya deket bgt sama restoran arab plus banyak pedagang kebab turki yang berjualan... :)