----Singapura, Shenzhen, Guangzhou, Macau dan Hongkong : Part five--
Tak perlu ke Vegas untuk melihat kasino
dengan para pengadu untung, tak perlu pula harus ke Lisbon untuk melihat bangunan
kuno khas portugis yang memanjakan mata.
Kita bisa temui semuanya di Macau.
Busnya nyaman |
Dari Guangzhou kami naik bus ke
perbatasan Guangdong-Macau. Bus ini tidak mengantar sampai ke Macau, hanya sampai di depan Mall di perbatasan. Untuk
menuju Macau, aku masuk ke Mall dan
menuju lantai 2 dan tinggal belok kiri dan jalan 200 mengarah ke imigrasi China. Selang 200 meter berjalan, akan melewati imigrasi Macau. Keluar dari perbatasan ini, aku langsung disambut dengan puluhan bis
gratis yang disediakan hotel-hotel. Sekedar informasi, kita tidak perlu
menginap di hotel tertentu untuk menikmati fasilitas ini. Dan berbekal peta dan
bus gratis ini, keliling Macau adalah perkara
mudah.
Karena berencana tidak menginap, dan
menghabiskan waktu paling lama 6 jam di macau, aku putuskan untuk menitipkan bagasi di loker di Terminal Ferry Macau.
Tarifnya 30 pataca (mata uang Macau) untuk 3 jam pertama dan tambah
ekstra 25 pataca jika lebih dari 3 jam. Jadi sekitar 60 ribu untuk 6 jam. Lumayan murah, dibanding
keliling Macau dengan bawa backpack yang isinya
batu. Lagi pula loker ini cukup besar dan
bisa muat 3 koper/carrier ukuran sedang.
venetian boat |
Selanjutnya aku menuju hotel Venetian. Banyak yang bilang kalau
hotel ini yang paling bagus dibanding yang lain. Venetian adalah salah satu lokasi
syuting drama Korea "Boys Before Flower". Seperti yang aku bilang
tadi, kita kemana -mana bisa menggunakan bus gratis. Menuju Venetian dari Ferry Terminal cukup naik bus biru dengan tulisan “Venetian”. Reaksi pertama masuk hotel
ini adalah WOW. Hotelnya megah dengan kasino sama persis dengan yang ada
di Las Vegas. Setidaknya seperti yang aku lihat di film Hollywood. Seluas mata
memandang, mesin slot, roullete, poker dipadati manusia-manusia yang mengadu
nasib. Yang
mengejutkan tidak hanya orang kaya yang berjudi tapi banyak orang pas - pasan
mengadu nasib di mesin slot. Tapi menurutku yang menjadi perbedaan terbesar
dari hotel yang lain adalah adanya gondola (perahu kecil khas Italia) di dalam hotel. Beda tipis sama yang ada di Venesia Italia. Sayang harga tiket, walaupun dibagi 3 orang, tetap tak sesuai kantong
gembelku. Aku berjanji pada
diriku sendiri, kelak
akan aku coba yang asli di Italia.
Lanjut ke historical tour. Banyak bangunan bersejarah peninggalan Portugis di Macau. Yang paling terkenal
adalah Ruins of St. Paul. Masih pada satu kawasan terdapat banyak bangunan
bersejarah yang bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Bahkan kawasan ini sendiri
serupa dengan tata kota di Portugal. Banyak bangunan ala Portugis dengan
lorong-lorong kecil.
Terakhir, adalah Hotel Grand
Lisboa. Jaraknya sangat dekat dengan Ruins of St. Paul. Dibandingkan dengan
Venetian, hotel ini lebih kecil. Untuk dapat menggunakan bus
gratis dari Lisboa menuju Ferry Terminal, kita harus masuk ke kasinonya, dan
menemui si dealer (petugas pembagi kartu di permainan poker).
Jam 7, sudah sampai di Macau Ferry Terminal. Pas beli tiket di loket, ada kejadian menyenangkan. Niken dengan pedenya ngomong ama petugasnya pake bahasa Mandarin. Eh tahu-tahu masnya bilang "Sorry, English please"
Niken
menatapku nanar. Aku menatapnya
senang.
"Sorry,
Ken. Arum akan ambil alih.", sambutku bangga.
Asal
kalian tahu saja, selama di China, aku
bergantung pada Rina dan Niken. Kali ini gilaran mereka bergantung padaku.
Penyeberangan Macau-Hongkong makan waktu 1 jam. Sekedar informasi, harga tiket
di malam hari lebih mahal dan lebih menantang. Ombaknya lebih ganas. Aku ketawa
terbahak-bahak ketika kedua kawanku itu sibuk dengan minyak kayu putih mereka
masing-masing.
Hasilnya
sesampainya
di harbour Hongkong, mereka bersumpah tidak akan naik kapal lagi. Sumpah yang
suatu ketika akan aku patahkan.
Karena
tiba terlalu malam, kami harus naik taksi. Busyet harganya mahal. Tenyata setiap daerah tujuan sudah ada
tarif dan itu sudah termasuk tip sopir taksinya. By the way, hotel atau
tepatnya apartemenku lokasinya di depan Konsulat Jenderal Indonesia plus
sebelahan sama warung Indonesia. Mantap. Besok aku akan sarapan disitu ah..
Oiya.. Coretan selanjutnya aku akan mencium Andy
Lau, masuk ke negara belanja dan rasanya dikira TKW sama TKW. Tragis.
Terima
kasih sudah berkenan membaca.
Tengok juga yang ini ya..
saya bem ke Guangzhau, tapi udah ke HK & Macau. saya lebih suka HK
BalasHapusNice report.. Would like to share some informations here in my blog.
BalasHapusmau nanyaa dong, dari guangzhou ke macau naik bus apa? dari terminal apa? dan berapa? heheheheh makasih :p
BalasHapus@lily: kalo dibandingkan macau, saya juga prefer hongkong...:)
BalasHapus@salammesra:sure... my pleasure
@anonim: banyak kok macem2nya... biasanya dari garden hotel.. coba di googling ya.. gut luck :p
mbak, maaf mau nanya banyak nih :D
BalasHapus1. kmrn mbak yg dr Guangzhou ke Mcaua naik bus yg nama apa ya? naiknya yg dr Garden Hotel?
2. beli tiketnya langsung saat kita mau naik bus atau perlu reservasi online ya mbak? soalnya aku ke Macau tgl 9 feb 2012 takutnya tiket habis pd mau mudik Imlek.. hehehe..
thx yaa mb :)
1. Aq gak terlalu perhatikan busnya namanya apa. tapi yang pasti, setiap setengah jam berangkat. kalau aku naik dari Marriot hotel. Loketnya ada di belakang gedung hotel. Bilang aja ke sekuriti nya, "macau"gitu.. :)
BalasHapus2. Tiket langsung beli aja.. ada banyak busnya, tapi jangan mepet2 banget..
semoga bisa membantu..