Dreamy Backpacker: Senyumku Merekah Di Karimunjawa

09/07/10

Senyumku Merekah Di Karimunjawa

Day Two

7 June 09

Hunting sunrise di dermaga karimunjawa. semua berangkat kecuali Chita (masih lelap karena ku dongeingin semalem) dan Arno (karena digauli galang semalem) wakakka...Seperti biasa dimana ada background bagus pasti naluri ke narsisan muncul.

Sunrise


Jam 8 kita berangkat wisata bahari. Kapal tradisonal mulai membelah lautan. Satu jam mengarungi lautan, tiba tiba Pak Hakim, malaikat sekaligus guideku melempar jangkar ditengah lautan, deket pulau cemara kecil.



"Ngapain pak?"
"kita turun dari sini mbak, lewat tangga itu" Dia nunjukkin tangga kecil yang ada disamping kapal. FYI.. kedalaman kapal 3m...
tanpa babibu langsung ku sambar tuh pelampung, snorkel. Pak Hakim (guide kami) kutarik, kutekankan kepadanya untuk selalu mendampingiku walau apapun yang terjadi. Dia menjawab "Iya mbak, coba turun dulu"
Pas turun ternyata, tangganya cuma setengah meter. Dengan kenekatan tingkat tinggi, aku loncat.
"Byur.." disini kuterima beberapa kenyataan yang cukup menyesakkan :

• Pelampung tiada guna. Aku gak bisa renang. Dan kalo ada yang bilang pelampung menyelamatkan jiwamu, itu belum terbukti. Bagiku pelampung gak ada fungsinya. Aku malah terbawa gelombang, terombang – ambing kekiri kekanan... minum air laut segalon...

• Orang kepercayaan mudah berkhianat. Pak Hakim berkhianat. Beliau lebih memperhatikan dan sayang sama Mbak Anna. :-(

• Teman yang bisa diandalkan memang susah dicari. Udah minum air laut satu galon, mo tenggelam, gak ada yang perhatian. Liat laut nganggur, semuanya kayak anak TK ketemu permen. yang lain dicuekkin. Hiks..hiks..



Setelah berjuang hebat, akhirnya nyampe daratan. Pemandangannya luar biasa, rasanya perjuangan keras terbayar lunas.

Setelah beristirahat sejenak, balik ke kapal. Kali ini perjuangan tak begitu susah. Coz i always hold Pak Hakim’s hand... Beliaunya dah kayak Don Juan. Dipegangi cewek-cewek cuantiik (aq, mbak Anna dan Hilda).

Kita berlayar kembali, tak lama kemudian Pak Hakim lempar jangkar lagi di lepas pantai deket di pulau menjangan kecil sisi A. Disini adalah area snorkeling yang bagus. Daku dah niat turun. tapi kata pak Hakim, kalo masih amatiran, agak bahaya. Lah boro boro amatiran, bisa renang aja gak bisa.. Aku menyerah sama keadaan. Dari atas kapal aq liat anak anak renang sana sini. Sesaat kemudian... Hujan turun... Semua naik kapal... Pokoknya udah persis kayak pengungsi rohingya.. Kucel, kedinginan, laper...

Demi memenuhi hasrat nafsu mbak anna, kita bersandar di pulau menjangan kecil sisi B. Semua makan dan foto foto..



Pulau menjangan kecil sangat menawan, pantai dengan pasir putih, banyak kerang yang bagus. Setelah melepas lelah kita melanjutkan perjalanan ke Menjangan besar. Kata pak Hakim disana bakal ada penangkaran hiu dan penyu. Bayanganku dah kemana-mana. Kapan lagi bisa foto ma hiu. Ternyata nyampe sana kita harus renang di kolam penangkaran hiu itu. Lah, kupikir kita masuk ke kerangkeng . Ku tak jadi foto ma hiu. Dan kata pak Hakim penyunya masih kecil jadi belum siap dilepas ke laut . Tapi disana aku bisa liat hiu sebanyak dan sedekat itu. Plus ketemu ma si Patrick.


Jam 4 kita dah sampai ke dermaga rakyat Karimunjawa. Waktu jalan pulang, ada abang tukang bakso duduk manis di ujung jalan. Daku cuma melirik. habis mandi. Dengan wajah memohon aku ajak bang fadli makan bakso. Ternyata dia juga dah ngincer tuh abang bakso dari tadi ..eh baksonya. Di jalan kita ketemu ivan, berangkatlah kita bertiga.

…..sruput….gak enak…. Sangat gak rekomen (moga2 abang baksonya gak baca catetan ini…piss bang) Tapi untungnya thanks to bang fadli, kita dibayarin. Hip hip huray…. Ilang deh gak enaknya. Bagiku apa apa yang gratis enak sih…

Habis makan bakso, mbak Anna ngajak buat cari gorengan. Gerombolan TFT mencoba membaui dimana warung gorengan. Akhirnya ketemu tanpa banyak cincong, semua menyerbu tempe, tahu, timus, pisang goring, bakwan. Bagiku itu gorengan paling enak. Karena aku makan di karimunjawa, dengan orang orang yang luar biasa dan murah pula. :D kangen ma gorengannya. Pas pulang mbak Anna borong tuh gorengan dengan asumsi kita bakal main UNO semalaman. Tapi kenyataannya tak aku gak liat bentuknya pas maen UNO.

Nyampe hotel, daku n bang Fadli memutuskan tuk beli oleh-oleh. Ada deretan ruko kecil di sebelah hotel. Sebenarnya sorenya kita dah observasi. Tapi pas kita nyampe toko yang paling lengkap, ternyata baru ada syuting. Kita berdiri di luar. Syuting telah usai dan si pembawa acara memperbolehkan kita tuk masuk. Lalu sesuatu yang mengagetkan terdengar.

“mbak, mas boleh diwawancara bentar gak”, si mbaknya bertanya dengan ragu-ragu
“W-H-A-T!!” oh no… FYI wajahku ma bang fadli dah kayak kepiting rebus. Merah semua terbakar matahari.
Kepalaku dah geleng-geleng sekuat tenaga. Ketika kumenengok ke arah Mr. Fadli, dia mengangguk sekuat tenaga.
“coba ja rum”
Tarik napas baca bismilah, syuting dimulai.
Si mbak nya: “maaf namanya siapa dan dari mana”
Aq : “arum dari jogja”
Fadli : “Fadli darri Jakarta”
Si mbaknya : “kenapa kok pilih karimun”
Aq : “karena kita ada meeting komunitas di karimun. Komunitas kita travelers for travelers tiap 2 bulan sekali kita mengadakan pertemuan..bla blab la”
Fadli : (senyum sana senyum sini)
Si mbaknya : udah kemana aja meetingnya..
Fadli : pertama ke yogya lalu kemana lagi rum? (nerusin senyum kiri kanan)
Aq : trus ke singapura dan sekarang di KJ…n bla bla
Dan begitu seterusnya, pokoknya situasinya dah kayak pengacara ama artisnya yang diwawancarai ma wartawan abis sidang cerai.

Nyampe hotel, dengan penuh semangat kita cerita kalo kita masuk TVONE. Ada satu manusia yang kayaknya gak ikhlas banget, yaitu tiada lain tiada bukan si Ivan. Dia sensitive gara – gara asbak yang dia incer aku beli trus cita-citanya masuk TVONE belum tercapai.
After dinner, pertarungan UNO dimulai. Pesertanya para master UNO : Galang, Jiyi, Ivan dan Rookie UNO: Aq, Pak Gun, Bang Fadli.

Game dimulai. Satu, dua, tiga, lima, tujuh game berlalu.
“siapa yang belum ngocok?” celetuk ivan
“aq ama arum” jiyi nimpalin
(lah aku lum pernah ngocok yaks? Aku memang jarang jadi yang pertama tapi aku gak pernah jadi yang terakhir..sebagai perawan di sarang penyamun. Mengalahkan para penyamun adalah sesuatu yang membanggakan)

Setelah jiyi akhirnya ngocok kartu, target selanjutnya adalah aq.

Ivan yang masih dendam kesumat ma aq dan Jiyi yang maen dengan strategi yang amat dasyat tapi belum bisa ngalahin aq menggunakan segala daya menjegal aq. Kemudian mereka dibantu 3 lelaki dewasa lainnya sekongkol mencoba mengalahkanku. Strategi disusun, pemain saling bertukar posisi.
Permainan dimulai, begitu intens.. walaupun aku kalah…hiks hiks…tapi tak apa karena aq kalah terhormat. Dan ternyata butuh 5 laki-laki dewasa yang sebagian mengklaim dah bermain UNO bertahun-tahun dan strategi yang sangat canggih untuk mengalahkan seorang wanita yang baru mengenal Uno sehari sebelumnya. That nite UNO Queen was born. Wakakkaka

Habis ngocok kartu aku tidur dengan tersenyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar