Dreamy Backpacker: Ada Angkot Amphibi di Semarang

09/07/10

Ada Angkot Amphibi di Semarang

Day Three

8 June 2009

Pagi buta kita bersiap-siap menuju Nirvana Resort untuk menangkap our sunrise moment. Pantai yang indah diujungnya ada karang cukup tinggi menjulang. Tak ada yang tahu aku dah hampir copot jantungnya waktu menyusuri karang-karang terjal itu. Dan ternyata aq bisa. I’m just proud of myself.

Balik ke hotel langsung siap-siap pulang. Aku bareng ma kloter pertama karena aq harus beli tiket dulu. Ternyata loketnya dah penuh orang. Tak ada yang namanya budaya antri, yang ada budaya barbar. Dengan tubuh kurus kering aku bersikut sikut ria, mencoba sekuat tenaga menarik perhatian si penjual tiket. Nyampe di depan loket, si penjual tiket bertanya “berapa orang mbak?” “8” jawabku. Lanjut dia “namanya siapa aja”. Haduh, siapa aja ya.. “arum, chita, santy, anna, gunawan, ivan, jiyi, dan…dan…dan..oh ya fadli”. “loh mbak ini baru tujuh”. “Pak itu ada 8” sambil bergaya kayak guru TK ngajar ngitung muridnya “ayo pak diitung, sa-tu, du-a, ti-ga,….de-la-pan”.

Di dalam kapal, aq dapat ide bagus setelah melihat ada orang yang ambil alas tidur. Aku ambil 2. Liat aku bawa alas. Ivan nanya, “masih ada?”. Dengan penuh rasa percaya diri ku jawab “oh masih banyak”, sambil menunjuk ke arah tumpukan tikar. Trus dia juga ambil dua. UNO match berlanjut tapi cuma sebentar karena semua dah kehabisan energi.

Saat akan beranjak tidur, seorang petugas datang menghampiri dan bertanya “tadi mbaknya ambil tikar dari sana ya? Satunya 5000 rupiah.”

Sekonyong-konyong gerobolan TFT mejuruskan matanya kepadaku dengan penuh tanda tanya. Daku hanya tertunduk malu dan menyerahkan selembar uang 5 ribu. Kupikir gratis ^_^. Ampuni aku teman-teman.

Kita beristirahat, tidur. Nyampe di Jepara, langsung cari becak menuju terminal. Naik bus kecil menuju ke Semarang. Bis penuh sesak. Perjalanan 2 jam yang membuat gerah. duduk dideket mesin bikin kakiku hampir mati rasa. Panas banget. Nyampe Semarang jam 5. Seperti yang direncanakan Gerobolan Jakarta (Bang Fadli, Mbak Anna, Jiyi) langsung ke Tawang naik Kereta, Duet Yogyakarta (Ivan dan aq) langsung cari bis jurusan Yogya, dan keluarga Semarang (Bunda Santy, pak Gun, Chita) langsung ke rumah bang Galang ambil mobil.

Rencana awal agak hancur. Hujan deras mengguyur Semarang, dimana-mana listrik mati, bis Yogyakarta sudah habis. Rencana disusun kita harus cari taksi. Aq gak habis pikir cari taksi bisa sesulit ini. Hamper satu jam baru kita dapet taksi. Taksi berhenti, kita berebutan dengan dua orang lain. Setelah negosiasi, akhirnya Gerombolan Jakarta ikut taksi itu. Jadilah seperti mbak Anna bilang “naik taksi dengan 2 kelompok berbeda dengan tujuan yang berbeda pula. Aku dan Ivan memutuskan ikut Bunda ke tempat bang Galang, dan minta antar ke halte Joglosemar. Taksi yang ditunggu tak kunjung datang. Akhirnya kita bajak angkot. Pertanyaan kenapa kok taksi susah di dapat karena Semarang banjir sebanjir banjirnya. Angkotnya dah kayak kendaraan amphibi. jadilah angkot amphibi membelah banjir di kota semarang.

Nyampe di tempatnya Bang Galang, ambil mobil dan kita lanjutin perjalanan untuk menuju ke halte joglosemar. Sedikit city tour ditemani alunan Tompi yang syahdu. Nikmat banget. Nyampe Miranda Resto (halte joglosemar), berhubung kita berangkat masih lama, aku usul untuk makan dulu. Sebenarnya jadi gak enak ma Pak Gun. Aku yang ngajak makan, pak Gun yang bayar. Aku dan Ivan sangat berterima kasih.



Bus kami meninggalkan Semarang menuju Yogya. Jam 11 malam akhirnya sampai juga di malioboro. Cari becak trus balik ke kos. Jam 2 pagi, dua mimpi sudah menyambutku...

What a fantastic trip! See you on next trip…….

2 komentar:

  1. Hai-hai,,,
    Nice trip,, :D
    I loved your story,,
    If u make a trip again, invite me please ...
    thanks :D

    BalasHapus
  2. Hai-hai..
    surely, i'd love btw thanks for reading this story..
    really appreciate it :)

    BalasHapus