Dreamy Backpacker: Bawa Aku Kemana Saja, Doraemon!

15/01/14

Bawa Aku Kemana Saja, Doraemon!























Bagi seseorang yang masa kecilnya di tahun 90an sepertiku, robot kucing berwarna biru putih yang  mempunyai semua alat canggih di kantong ajaib untuk memecahkan semua masalah yang dimiliki Nobita adalah idaman terbesarku. Jam 8 tepat setiap hari Minggu, Doraemon, membuatku terus terpaku selama setengah jam. Mulut menganga, semangat membuncah. Segalanya itu mungkin, walaupun sepertinya mustahil tapi itu mungkin. Itulah esensi dari sebuah mimpi. Sesuatu yang terlihat tidak teraih, tapi dengan kerja keras pasti akan tercapai.


Walaupun sekarang aku bertambah usia dan tidak bisa dibilang muda lagi, tapi setiap aku melihat Doraemon, aku merasa menjadi anak kecil lagi dengan imajinasi dan impian yang menjulang tinggi. Dia menemaniku meniti jalan menuju mimpiku, maka ketika terwujud, menjadi suatu yang wajib kurasa untuk mengunjungi tempat kelahirannya. Museum Fujico F. Fujio.

Doraemon sendiri adalah karakter manga yang diciptakan oleh Fujico F. Fujio pada tahun 1973. Museum yang terletak di 2 Chome 8-1 Nagao Tama-ku, Kawasaki City, Perfektur Kanagawa 214-0023 ini dibangun atas inisiatif sang istri. Beliau ingin mempersembahkannya untuk anak-anak di dunia yang selama ini selalu mendukung karya suaminya. Berhubung karyanya yang sangat terkenal adalah Doraemon, museum ini lebih sering dikenal dengan Museum Doraemon.

Sebenarnya harga tiket masuknya tidak terlalu mahal, hanya 1000 yen untuk dewasa dan 500 yen untuk anak-anak, namun kita tidak bisa langsung membelinya di sini. Pemesanan tiket museum ini harus dilakukan lewat Lawson, salah satu jaringan mini market terbesar di negara matahari terbit. Hampir di semua sudut kota besar di Jepang, Lawson gagah berdiri.

Karena takut kehabisan tiket, setibanya di Tokyo, aku langsung menuju salah satu cabangnya di Asakusa. Museum yang baru dibuka pada 3 September 2011 ini sangat banyak pengunjungnya, dan untuk hari Sabtu Minggu biasanya tiket terjual habis.

Sebenarnya agak menjadi tantangan tersendiri untuk membelinya. Karena pembeliannya menggunakan Loppi, semacam mesin penjualan tiket yang sayangnya hanya menggunakan bahasa Jepang, aku harus minta bantuan penjaga toko. Namun, sayangnya dia, seperti mesin itu, monolingual. Dan saat-saat inilah, kemampuan bahasa Tarzanku diuji.

"We want to buy ticket for Doraemon Museum"
"Ehm? Doraemon", entah kenapa wajahnya cukup bingung.
"Fujico F. Fujio desu.", sautku
"Oh, hai"
Dia langsung membawaku ke depan mesin pembelian tiket.

Tiket Museum
Setengah jam lebih berkutat di depan loppi, percakapan yang didominasi kata "Hai", "Ok", "No", "Sorry", gerakan manggut-manggut dan geleng-geleng, akhirnya membuahkan hasil. 3 tiket untuk aku, Sita dan Bang Eko untuk tanggal 25 Maret 2013 pukul 16.00 sudah aman digenggaman. Perlu diketahui untuk kenyamanan pengunjung, dalam satu hari dibagi 4 gelombang, yaitu 10.00; 12.00; 14.00;  16.00 dan diharapkan datang paling lambat setengah jam sebelum jam yang tertera di tiket.

Sopir bus yang ceria
Tidak seperti proses pemesenan tiket yang agak rumit untukku, perjalanan menuju kesana sangat mudah. Easy. Simple. Kantan ni. Cukup naik kereta Odakyu line dari Stasiun Odawara, turun di Stasiun Noborito lalu diteruskan dengan naik shuttle bus  yang akan membawa kita persis di depan museum. Oh iya, kita juga bisa berjalan kaki menuju stasiun sambil menikmati indahnya "kampung" Nobita yang hampir persis seperti yang ada di manga. Jika pilih yang ini, maka stasiun pemberhentiannya adalah Mukougaoka Yuen. Dari sini, hanya dibutuhkan 16 menit berjalan kaki. Karena sudah sangat terlambat, kami memilih naik bus dengan membayar 200 yen. Tapi jangan coba - coba naik mobil, karena tidak ada tempat parkir.

30 menit sebelum pintu dibuka, pengunjung sudah mengular panjang. Kalau diperhatikan sangat jarang orang dewasa yang datang, kecuali menemani anaknya. Dari satu antrian ini, aku merasa kami bertiga terlihat begitu menonjol. Akhirnya, setelah menunggu beberapa lama, kami masuk museum impian ini.

Lagi-lagi demi kenyamanan, setiap pengunjung dibekali Pemandu Audio dan earphone. Ada 2 bahasa tersedia, Inggris dan Jepang. Kalau berharap versi ada bahasa Indonesia, siap-siap lah kecewa. Tour Museum ini dimulai dengan sebuah ruangan yang berisi karya-karya Fujico F. Fujio. Lembar - lembar karyanya dipajang di kotak kaca yang dinomori. Untuk informasi tentang karya tersebut, kita harus menekan tombol angka di Pemandu Audio sesuai nomor yang tertera. Sayangnya ada beberapa karya yang tidak ada informasinya. Walaupun sebagian besar adalah tentang Doraemon, namun karya yang lain seperti Perman, Mojacko, Ume Boshi Denka dan Esper Mami juga ada.

Masih di lantai yang sama, setelah ruang itu terdapat lorong yang membawa kita masuk ke kehidupan sang mangaka yang bernama asli Fujimoto Hiroshi ini. Di sebelah kiri terdapat kamera yang biasa digunakan oleh Fujico F. Fujio dan di sebelah kanan terdapat replika ruang kerjanya yang dibuat sama persis aslinya. Terharu. Di sinilah dia melahirkan karya yang menginspirasi ribuan bahkan jutaan anak-anak yang mengidamkan Doraemon. Sebuah karya yang ku yakin tak akan lekang dimakan waktu.

Setelah lorong itu, sampailah kami ke area hiburan yang meliputi permainan-permainan bertemakan Doraemon dan teman-temannya. Walaupun ingin sekali mencobanya, aku tidak berminat bersaing dengan anak-anak TK yang terlihat antusias memainkannya. Aku pilih manga reading room saja. Setelah berlagak baca manga Doraemon, yang sedikit aku tak mengerti karena dalam bahasa Jepang, hanya demi sebuah keeksisan dalam foto, aku beranjak ke theater. Di sini kita bisa menyaksikan film yang hanya dapat dilihat di museum ini. Setelah petugas mengatur agar anak-anak duduk paling depan, film dimulai. Jujur saja, karena tidak ada terjemahannya aku kurang paham dengan filmnya. Bahkan sampai detik ini, aku tidak ingat jalan ceritanya.

Di lantai paling bawah terdapat tempat yang paling diminati. Toko souvenir. Segala benda yang berkaitan dengan Doraemon ada di sini. Mulai dari map yang hanya 300 yen sampai patung Doraemon yang harganya lebih dari 10.000 yen. Penggila robot kucing yang dinobatkan sebagai duta besar anime oleh pemerintah Jepang pada Maret 2008 ini sebaiknya membeli pernak - perniknya di sini. Karena ketika aku obok - obok 2 pusat otaku di Jepang, Akihabara Tokyo dan Den Den Town Osaka, nyaris aku tidak dapat menemukan Doraemon.

Ketika saatnya makan tiba, kami beranjak ke lantai 3 di mana kafe berada. Tapi apalah daya, karena sudah terlalu sore kafe sudah tutup dan kami diarahkan untuk makan di tempat makan di sebelahnya yang lebih mirip dengan restoran cepat saji. Hanya saja menunya bukan ayam goreng melainkan Dorayaki, makanan favorit Doraemon, dan Anki Pan, roti untuk menghafal. Harganya memang tidak terlalu mahal namun sungguh tidak mengenyangkan.
Walaupun begitu, kami masih bersemangat berfoto-foto di taman di depan restoran ini. Dinosaurus, pintu ajaib, dan beton bertumpuk tiga di taman rasanya seperti berada dalam dunia Doraemon. Di sinilah pengunjung paling puas mengambil gambar karena di ruang pamer tidak diperkenankan.
Dengan bus yang sama, aku mengucap Sayounara dan membawa semangat Doraemon langsung dari kampung halamannya. 
   

                                                       

Catatan perjalananku lainnya tentang Jepang :    
Rincian Biaya 12 Hari Pertualanganku Di Jepang
Tokyo Dulu Dan Kini Melebur Di Asakusa
Cantiknya si Merah Jambu Ueno-Koen 
Klik. Dan Tokyo Tower pun Padam.     
Bermain Siasat Dengan Transportasi di Tokyo   
                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                 

7 komentar:

  1. wah..kapan yah bisa kesini..trus nyicip-in dorayakinya ^^, tapi kalau ke jepang sepertinya saya akan mampir dulu ke Ghibli Museum sebelum kesini ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. jangan lupa makan Anki Pan juga ya :),
      Btw next trip saya ke Jepang, sepertinya saya akan menengok Ghibli Museum di Mitaka. ^_^

      Hapus
  2. Waaaauu :')
    Tunggu aku doraemoon... aku akan mengunjungimu.... がんばろ

    BalasHapus
  3. Ada rencana ke jepang lagi mba? n_n

    BalasHapus
  4. Semua berita yang ada di website anda sangat menarik perhatian untuk di simak, salam sehat. . . !! Semoga beritanya dapat bermanfaat! share ya gan, thanks nih!!

    BalasHapus
  5. makasih banget semua tulisan di blog ini membantu sekali lho..
    tapi ada yang mau ditanya ni berarti kalau saya mau dari bandara langsung ke fujiko f fujio tidak bisa ya? harus beli tiket hari sebelumnya?
    thank u

    BalasHapus
    Balasan
    1. maaf baru balas,

      Bisa beli di Lawson yang ada di Bandara. Beli di hari yang sama tidak dianjurkan karena biasanya soldout.

      Hapus